Makan (Terlalu) Malam

Maria Natassija Sariati
2 min readJul 12, 2021

To Mami and Papi. Here are some things that I would like to remember forever.

Sumber: Google Image

Laguboti, 12 Juli 2021 — Malam ini hujan turun seiring dengan temperatur. Dingin. Satu hal yang berkerabat dekat dengan napsu makan dan kantuk.

Malam ini, walau Aku dan Teman-temanku sudah makan di kantin, Kami tetap memutuskan untuk memesan makanan dari Cafe di dalam kampus yang notabene hadir karena pandemi. Singkat cerita, pesnan Kami selesai dimasak, lalu Aku menyantap makananku, ifu mie goreng, di kelas. Well, kami biasa menyebutnya dengan Ruang Kaca.

Setiap suapan yang ku santap mengingatkanku terhadap kebiasaan keluargaku akan makan terlalu malam. Yep, Kami sekeluarga suka kelaparan di tengah malam dan memutuskan untuk memesan makanan dari luar dengan aplikasi ojek online atau kalau tidak malas, jalan ke depan kompleks untuk membeli ayam geprek atau nasi goreng atau martabak atau jajanan lainnya.

Hal ini sudah terjadi sejak aku masih kecil. Mungkin bagi beberapa orang dan/atau keluarga, kebiasaan ini bukanlah kebiasaan yang baik untuk ditiru. Tetapi, saat-saat makan terlalu malam seperti ini yang saat ini Aku rindukan. Biasanya Kami menyantap makanan tersebut sambil bercerita. Cerita tentang apa saja. Dari cerita tentang sekolah sampai cerita-cerita mimpi masa depan.

Aku bangga dan bersyukur memiliki keluarga yang dapat merasakan kebahagiaan dari hal-hal paling sederhana seperti makan terlalu malam bersama. Mungkin Aku, Thania dan Matthew, tidak dapat melakukannya bersama Mami dan Papi lagi, tetapi Aku tetap bersyukur Kami masih punya Tulang Juli dan Keluarga serta Teman-teman lainnya yang (Aku cukup yakin) tidak akan keberatan untuk makan terlalu malam bersama Kami.

--

--

Maria Natassija Sariati

Hello! I’m a Bioprocess Engineering student; class of 2017. Who loves reading, writing, travelling, and photography. Hereby, I let you to wander with me!